Fenomena tak berkesudahan yang kerap kita saksikan dalam
rentang waktu tertentu, menjadikan tanya dan harap pada diri kian membesar.
Akankah diri sanggup jika diuji dengan yang semisal dengannya? Harta, tahta,
wanita selalu menjadi trending topic yang pada akhirnya menjadi muara dari
segala kesibukan yang menghabiskan waktu sebagian besar manusia. Lantas mengapa
sebagian yang lain sibuk mengkritisi tanpa solusi daripada membisik berdoa agar
Allah menjaga diri dan saudara seiman dari segala fitnah yang mungkin akan
bermunculan.
Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata, “ Wahai Rasulullah
SAW, katakanlah suatu perkataan kepadaku tentang islam sehingga aku tidak perlu
lagi bertanya kepada siapapun selain engkau.” Berliau bersabda, “katakan aku
beriman kepada Allah SWT, lalu istiqomahlah.” (HR Ahmad )
Tentang Istiqomah, Al Qurthubi menyatakan bahwa ayat
istiqomah (QS Hud : 112) telah membuat rambut Nabi Muhammad SAW beruban.
Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah melihat Rasulullah SAW
dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, “Wahai Rasululullah SAW, ada sebuah riwayat
darimu bahwa engku pernah berktata, surat Hud telah membuat kepala beruban.”
Beliau menjawab, “Benar,” Asy Syawani bertanya kembali, “Ayat apakah yang
membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah
para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?” Beliau bersabda, “ Tidak, tetapi
disebabkan ayat yang berbunyi, Istiqomahlah kamu sebagaimana engkau telah
diperintahkan (QS Hud:112).”
Tersadar atau tidak, tiap fase kehidupan yang kita lewati menguji
ketahanan komitmen kita terhadap diin ini. Satu persatu mulai bermunculan
nama-nama yang dulu kita kenal baik sebagai pengusung dakwah, tak jarang pun
kader militan dan kita kenal hari ini tak lebih dari sekedar teman-teman
kebanyakan. Tak tampak lagi aktivitas dakwah dalam kesehariannya meski hanya
dalam senda gurau dengan kawan sekantor. Jilbab yang dulu mengurai lebar
kebawah dada, kini tak lebih dari sekedar untuk penutup rambut. Komitmen yang
dulu dipegang erat tak kala kuliah, meluntur dengan sendirinya seiring tuntutan
kerja yang tak mampu diseimbangi. Visi besar yang telah tertoreh entah masih
berlaku hari ini atau tidak.
Tawaran kerja yang begitu menggiurkan, dengan gaji besar
dan jenjang karir yang menjanjikan tak jarang membuat iman tergadaikan.
Melunturkan segala komitmen yang dahulu dipegang erat. Syukur jika masih muncul
rasa gelisah, pertanda Allah masih mendekap sanubarinya. Lalu jika masih abai,
apa daya kita menjadikannya seperti semula sedang dirinya tak hendak kembali
kepada Rabbnya. Hanya doa sebagai selemah-lemah iman yang mungkin bisa tetap
diperjuangkan untuk saudara kita yang dulu membersamai kita dijalan dakwah ini.
Istiqomah satu-satunya kunci yang mesti dibawa sampai
kapanpun, dia tidak segampang membalik telapak tangan namun cukup bila ada usaha dan kemauan Allah akan berikan jalan
padanya karena Allah sama sekali tak menyalahi janji. Kemudian istiqomah, tak
pandang tentang siapa diri yang sedang ditungganginya. Ia hanya menjalankan
titah dari Rabbnya menuju hamba pilihan, semoga kita salah satunya. Aamiin.