Rabu, 31 Januari 2018

Penghujung Januari

Alarm dihandphone seperti menyadarkanku ini sudah waktunya istirahat. Sepertinya aku harus berdamai dengan keadaan, menulis apa saja yang melintas di benakku saat ini. Setelah jemari mulai lelah beradu dengan keyboard berkali-kali, lalu akhirnya terhenti karena sebenarnya belum ada ide yang muncul sedari tadi. Ketik, hapus, ketik, hapus.

Setengah jam sudah aku mematung di depan laptop. Sesekali menatap langit-langit kamar yang mulai di jejari sarang laba-laba, tidak banyak tapi cukup mengganggu konsentrasiku malam ini. Sibuk tak menentu menjadikanku abai akan hal-hal yang sederhana seperti ini, esok harus ku tuntaskan sebelum ketahuan ibu.  Suara-suara berisik dari luar semakin membuyarkan lamunku, mereka seperti tidak peduli dengan resahku yang sungguh sangat ingin ku sudahi.

Selasa, 30 Januari 2018

15.06

Dilema pernah menghantam hidupku berkali-kali
Bukan.. bukan.. penyesalan tepatnya
Tentang suatu masa di detik-detik yang berlalu
Aku pernah sedekat itu dengannya, dulu
Dia adik, aku kakak, katanya begitu
Kita bertemu tak sengaja di suatu event
Katamu aku teman yang asyik, aku pun merasakan hal yang sama
Waktu terus berlari, kau bilang aku sudah seperti saudara bagimu
Aku tersipu

Senin, 29 Januari 2018

"Komunitas" Bagiku

Salah satu dampak positif dari perkembangan teknologi terkini adalah gampang mengakses informasi dari mana saja, termasuk di dalamnya memperluas jangkauan pertemanan hingga ke belahan dunia lain. Tanpa mengenyampingkan sisi negatif yang akan dihadirkan, kita hanya berupaya bahwa apa yang kita lakukan sebatas memanfaatkan keberadaannya sebagai piranti penghubung sesama manusia dalam rangka merauk keuntungan positif, baik buat individu maupun untuk khalayak ramai.

Minggu, 28 Januari 2018

Esok

Sejak semalam aku sudah prepare untuk pertemuan hari ini. Ku persiapkan diri untuk mandi lebih awal. Masih pukul 06.00 pagi, bisalah untuk santai sejenak. Ku hidupkan layar laptop yang sedari malam sepertinya sleep sendiri. Medengar MP3 sepertinya bisa untul relaksasi sejenak, lantunan suara merdu Harris J di sebalik headset seperti menuntun bibirku agar mengikuti lirik yang dilantunkan.

Headset masih tersampul baik di telinga tatkala ku lirik jam di dinding. Pukul 10.30. Dengan kondisi yang masih setengah sadar, aku buru-buru bangun menuju kamar mandi untuk cuci muka. Sejak kemaren sudah kucanangkan untuk bertemu dengannya hari ini. Namun akhirnya kebablasan setelah berjuang dari godaan untuk tidur (lagi). Baiklah, sepertinya harus ku maafkan khilaf hari ini yang membuat sholat dhuha terlewatkan.

Sabtu, 27 Januari 2018

Dari Sudut Hati

Sudah dua kali pagi

mentari malu-malu menampakkan diri

pukul 08.00 masih enggan keluar walau sekedar menyapa.

Langit bersih dari kelabunya mega,

lantas kenapa engkau masih berdiam disinggasanamu?

Keluarlah mentari ...

ada banyak kesedihan yang perlu kau buang hari ini.

Kemaren hari yang sangat melelahkan, 

tak banyak senyum yang tercipta setelahnya.

Keluarlah ...

Hadirmu penghangat bagi jiwa-jiwa yang resah dengan ganasnya dunia

Jumat, 26 Januari 2018

Dia yang Kucari

Pagi ini sebenarnya bingung mau nulis apa. Ketiadaan ide adalah hal buruk bagiku mengingat tidak semua yang ku alami bisa dituangkan begitu saja dalam bentuk tulisan. Ya seperti yang kalian tau dan sering ku koar-koarkan bahwa aku bukan seorang penulis. Tapi mengikuti program ODOP ini adalah bukti kesungguhanku agar bisa menulis, dengan harapan setidaknya ada jejak yang bisa kutinggalkan agar di ambil manfaatnya jikapun ada. Bila tidak, ada saja yang mau baca tulisanku alhamdulillah. Terlepas itu bermanfaat baginya atau tidak.

Kamis, 25 Januari 2018

Terima Kasih, Murabbiku (part 1)

Jika aku adalah seorang yang puitis yang sekejap mata melahirkan kata maka kupastikan tiap hari puisiku tercipta untukmu. Jika aku adalah seorang penulis yang gampang meliuk-liukkan jemari di atas keyboard maka tak berbilang berapa banyak tulisan yang ku persembahkan untukmu. Jika saja.

25 tahun mengembara di bumi yang penuh dengan dugaan ini, menjadi bagian dari salah satu generasi tertarbiyah adalah kesyukuran yang tak terhingga. Bukan, bukan aku merasa lebih baik dari siapapun. Aku bersyukur Allah berkenan memberikanku teman-teman yang senantiasa mengingatkan dalam kebaikan. Tanpa memandang “aku” di wajah masa lalu, mereka menerima segalaku apa adanya. Sungguh ini adalah kesyukuran terhebatku.

Rabu, 24 Januari 2018

Hujan 24 Januari

Dentang jam di dinding menunjukkan pukul 09.05. Pagi merangkak pergi perlahan. Sendu yang dihadirkan seperti memaksa menunda kedatangan mentari yang ingin menyapa. Langit tidak terlalu gelap, namun semilir angin yang dihadirkan seperti mengajak hujan agar menemaninya.

8 menit berselang, genteng mulai terdengar berirama. Agaknya hujan mempercepat kedatangannya kali ini. Meleset dari perkiraanku yang semula kutaksir 30 menit lagi.
Pagi yang sendu dikawani hujan. Ah, pagi ini sempurna dengan balutan selimut dan sekeping buku di tangan. Sungguh syahdu, sayangnya kondisi itu hanya ada di anganku. Realita membawaku pada situasi yang membuatku malas pagi ini. Kerja, kerja dan kerja.

Selasa, 23 Januari 2018

Generasi 90-an


Sesuatu yang telah tertinggal terlalu lama akan sangat mengasyikkan untuk di ulas kembali dalam masa yang berbeda. Begitu yang ku dapati siang kemaren. Menu makan siang waktu itu, “belut goreng” berhasil membuat kami cekikikan tiap kali salah seorang dari kita mulai bercerita tentang masa kecilnya. Kami adalah generasi 90an, jika kalian merasa segenerasi, boleh ikut koment dibawah keseruan-keseruan kalian yang tak kami dapati. Seru parah ! LOL

Berikut kenangan-kenangan kami yang tertinggal di tahun 90an yang tidak pernah kami temui di kids jaman now
  • Tangkap Belut

Senin, 22 Januari 2018

Tentang Masa Terbaik dalam Hidupku

Semangat pagi !

Mendung sepertinya tak ingin bertahan lebih lama pagi ini, meski masih malu-malu kuyakin mentari akan sempurna menampakkann wujudnya walau barangkali butuh jeda. Aku dengan pagi yang kesekian kalinya masih berkutat dengan hal itu-itu saja. Ya, kerjaanku memang gitu-gitu aja sih. Haha..gaje. Ya seenggaknya ada yang membuatnya berbeda, hari ini kali pertama aku akan menyelesaikan challenge yang diberikan di grup ODOP. Yang menjadi awal bagiku untuk konsisten menulis meski harus membunuh ketidakyakinan dalam diri tentang passion yang sama sekali tak kumiliki. Semoga.

Kenalkan namaku Paramudika Handayani, panggilan sedari kecil hingga kini adalah Dika. Tentang nama panggilanku, banyak yang meragukan jika aku adalah seorang cewek. Di beberapa kesempatan dalam acara baik offline maupun online, jika aku tak menampakkan wujudku atau memberi tahu dengan sungguh-sungguh bahwa aku adalah seorang cewek maka tak ayal aku akan dipanggil bang. Begitu setidaknya arti sebuah nama.

Sabtu, 20 Januari 2018

Catatan Diri

Ada lamun yang disengaja saat raga lelah bekerja seharian

Sibuk tak menentu, duduk sendirian entah apa yang dikerjakan,
bertemu si A, mengobrol dengan si B, beragam hal lain dilakukan

sampai raga meminta haknya untuk direbahkan

banyak yg berhasil menjadi catatan d buku kenangan

baik, buruk, semua tersimpan di ingatan

Seketika raga tersentak dari lamunnya yang terlalu lama

Seberapa banyak dosa yang dihasilkan saat bercengkrama?

Berapa banyak hati yang tergores karena kata yang tak dijaga?

Berapa banyak waktu terbuang percuma karena gadget yg menyita?

Semua tanya seperti memojokkan, lidah seketika kelu untuk sekedar membela

Diri murni seperti seorang tersangka

Berada dihadapan hakim yang meraja

Esok yang masih entah

Berharap ada kebaikan yang bisa di alirkan walau secercah

Paling tidak diri ini bisa berbenah

Tidak mengulang segala yang bejat dan sia-sia

Semoga


#catatandiri

Jumat, 19 Januari 2018

Kita pasti memililih !


Kita selalu dihadapkan pada dua pilihan yang berseberangan

Ketika diberi ujian, ada pilihan untuk bersabar atau tidak. Keduanya sama, tidak akan mengubah keadaan. Tapi yang bersabar ada nilai pahala di sisi Allah. Sementara yang satunya lagi tidak.

Ketika menunggu kita pun akan dihadapkan pada pilihan. Memilih mengoceh tanpa arah karena bosan yang mendera atau mengisi dengan hal bermaanfaat semisal membaca buku atau tilawah. Keduanya pun sama, tidak akan mengubah keadaan. Akan tetapi ada nilai yang berbeda jika kita bijak memilih diantara pilihan yg ada.

Ketika datang waktu sholat, ada yg bergegas, ada yang masih sibuk dengan urusannya dengan pembenaran-pembenaran yang diciptakan utk dirinya sendiri,

Selasa, 09 Januari 2018

Be Aware (!)

Dengan merebaknya informasi yang gampang diakses dimana saja dan kapan saja. Penipuan pun akan semakin gencar berkeliaran. Coba saja tanya ke orang-orang terdekat kita, keluarga, teman atau tetangga, rata-rata sudah pernah jadi calon korban penipuan bahkan sudah ada yang menjadi korban. Dan kasusnya tak beda jauh. Rata-rata penipu menggunakan modus yang sama. Sialnya masih banyak korban yang termakan dengan modus-modus yang digencarkan.

Salah satu modusnya adalah dengan panggilan telepon, kita dinobatkan sebagai pemenang dari undian produk A misalnya. Untuk pengiriman hadiah kita diminta ke ATM kemudian mengikuti semua instruksi yang diperintahkan olehnya. Sederhana, calon korban yang hatinya lunak dan gampang tergiur takkan butuh lama untuk kena jebakannya.