Pukul 23.12
Sebenarnya saya tidak tahu hendak
menulis apa, namun demi komitmen yang dipancangkan diawal setidaknya saya akan
menulis apa yang terlintas saja saat ini. Malam sudah larut, tidak terdengar lagi hiruk
pikuk dunia yang sibuk seharian. Hening. Mencekam. Satu dua masih ada sisa
kendaraan yang lewat di depan rumah. Entah lupa sekarang jam berapa atau
mungkin memang ada keperluan semalam ini. Ah biarlah, apa urusan saya
dengannya.
Pikiran ini harus diajak berputar
agar tetap ada yang bisa ditulis. Lalu ngestag
diBW (Blog Walking), aktivitas lain yang dilakukan di ODOP (One Day One Page). Jalan-jalan
di blog tetangga seperti memberi cambukan tepat di ulu hati. Ada banyak tulisan
yang mendadak dan tidak dipersiapkan namun tidak alfa dari nilai yang bisa
diambil darinya. Sementara saya, berkali-kali nulis gaje namun juga tidak ada nilai yang bisa diaplikasikan dari sana.
Menyedihkan.
23.25
Mata ini mulai terasa lelah,
berkali-kali membujuk agar tubuh ini direbahkan saja. Dan saya sepertinya sudah
berlaku zholim terhadap anggota tubuh belakangan ini. Seperti kata Ust Adi
Hidayat dalam salah satu tausyiyahnya, “Zholim adalah meletakkan sesuatu bukan
pada tempatnya, misal gelas yang biasa dipakai untuk minum lalu anda untuk
mencuci tangan, maka itu zholim”. Mudah-mudahan definisi itu tidak berlaku bagi
yang sedang mengejar deadline harian
untuk sebuah pembiasaan baik.
23.34
Akhirnya jalanan sempurna sunyi
dari suara-suara yang membuat telinga terus bekerja. Dentang jam di dinding
dengan pongahnya menguasai keadaan. Lantunan detik demi detiknya seperti
memberi tahu bahwa ia lah yang terus hidup tanpa lelah. Kejadian demi kejadian
siang tadi akhirnya melintas saat kantuk mulai menguat. Hari ini terlalu
melelahkan, banyak waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan. Katanya demi
loyalitas. Tapi yang dirasa entahlah. Nurani sedikit berontak dengan itu. Pekerjaan
adalah ibadah bukan? Tapi jika ia menuntut bahkan lebih dari separuh waktumu,
lalu bagaimanakah waktu dengan Rabbmu? “Jangan terlalu sibuk dengan duniamu, hingga
lupa buat kamu diciptakan.” Kata-kata terus terngiang menjadi
penghantar tidur kali ini.
23.48
Sebait doa sebelum meta terpejam.
Semoga Allah gerakkan hati kita agar terbangun di sepertiga malamnya. Merasakan
nikmat yang tidak setiap orang bisa merasakannya. Seperti yang Allah katakan
dalam QS Muzammil ayat 2, “Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali
sebagian kecil.” Hanya orang-orang pilihan, berharap kita salah satunya.
https://harumn01.files.wordpress.com/2012/10/evaluasi-diri.jpg?w=301&h=181
Penuh ilmu ini, keren.
BalasHapusTerimakasih Uni Dika ^_^
Thank you 😆
BalasHapusTulisannya keren sekali. Mbak dika
BalasHapusLuar biasa tulisannya, semangat terus mba, meski menulis dalam lelah tp ajakan pada ketaatan masih kuat terasa,very good
BalasHapus