Jumat, 23 Februari 2018

Menit Menjelang Tidur

Pukul 23.12
Sebenarnya saya tidak tahu hendak menulis apa, namun demi komitmen yang dipancangkan diawal setidaknya saya akan menulis apa yang terlintas saja saat ini.  Malam sudah larut, tidak terdengar lagi hiruk pikuk dunia yang sibuk seharian. Hening. Mencekam. Satu dua masih ada sisa kendaraan yang lewat di depan rumah. Entah lupa sekarang jam berapa atau mungkin memang ada keperluan semalam ini. Ah biarlah, apa urusan saya dengannya.

Pikiran ini harus diajak berputar agar tetap ada yang bisa ditulis. Lalu ngestag diBW (Blog Walking), aktivitas lain yang dilakukan di ODOP (One Day One Page). Jalan-jalan di blog tetangga seperti memberi cambukan tepat di ulu hati. Ada banyak tulisan yang mendadak dan tidak dipersiapkan namun tidak alfa dari nilai yang bisa diambil darinya. Sementara saya, berkali-kali nulis gaje namun juga tidak ada nilai yang bisa diaplikasikan dari sana. Menyedihkan.

23.25
Mata ini mulai terasa lelah, berkali-kali membujuk agar tubuh ini direbahkan saja. Dan saya sepertinya sudah berlaku zholim terhadap anggota tubuh belakangan ini. Seperti kata Ust Adi Hidayat dalam salah satu tausyiyahnya, “Zholim adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, misal gelas yang biasa dipakai untuk minum lalu anda untuk mencuci tangan, maka itu zholim”. Mudah-mudahan definisi itu tidak berlaku bagi yang sedang mengejar deadline harian untuk sebuah pembiasaan baik.

23.34
Akhirnya jalanan sempurna sunyi dari suara-suara yang membuat telinga terus bekerja. Dentang jam di dinding dengan pongahnya menguasai keadaan. Lantunan detik demi detiknya seperti memberi tahu bahwa ia lah yang terus hidup tanpa lelah. Kejadian demi kejadian siang tadi akhirnya melintas saat kantuk mulai menguat. Hari ini terlalu melelahkan, banyak waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan. Katanya demi loyalitas. Tapi yang dirasa entahlah. Nurani sedikit berontak dengan itu. Pekerjaan adalah ibadah bukan? Tapi jika ia menuntut bahkan lebih dari separuh waktumu, lalu bagaimanakah waktu dengan Rabbmu? “Jangan terlalu sibuk dengan duniamu, hingga lupa buat kamu diciptakan.” Kata-kata terus terngiang menjadi penghantar tidur kali ini.

23.48
Sebait doa sebelum meta terpejam. Semoga Allah gerakkan hati kita agar terbangun di sepertiga malamnya. Merasakan nikmat yang tidak setiap orang bisa merasakannya. Seperti yang Allah katakan dalam QS Muzammil ayat 2, “Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil.” Hanya orang-orang pilihan, berharap kita salah satunya.


https://harumn01.files.wordpress.com/2012/10/evaluasi-diri.jpg?w=301&h=181

4 komentar:

  1. Penuh ilmu ini, keren.
    Terimakasih Uni Dika ^_^

    BalasHapus
  2. Tulisannya keren sekali. Mbak dika

    BalasHapus
  3. Luar biasa tulisannya, semangat terus mba, meski menulis dalam lelah tp ajakan pada ketaatan masih kuat terasa,very good

    BalasHapus