Pada sebuah jarak yang membentang
antara kau dan aku, ada sebuah rasa yang tak bisa kujelaskan secara gamblang.
Kau begitu menikmati dunia barumu. Prasangkaku begitu. Walau tak banyak bukti
yang bisa kuhadirkan tapi dengan sengaja tidak menghubungiku adalah salah satu
yang memperkuat asumsiku. Rindu, ah bukan, sendu. Kenapa jarak begitu tega
merampas kau begitu saja.
Setelah kepergianmu aku tidak
bisa menemukan seperti yang kutemui pada dirimu. Separuh hidupku kau bawa pergi
tanpa permisi. Nampaknya aku egois jika bilang begini, tapi aslinya tidak. Kau banyak
membawa pengaruh yang positif padaku semenjak kedatanganmu dihidupku. Aku yakinkan
diri bisa bergerak tanpamu disini, menjalani apa yang semestinya kujalani. Harus
kuakui, aku masih jauh dari kata kuat.
Bulan berganti tahun. Waktu seperti
mengikis posisimu yang dulu begitu kurajai. Engkau yang sering kujadikan hujjah
tatkala kemalasan yang dulu sering menguasai separuh hariku. Dengan mengingatmu
saja semangatku seperti terlahir kembali. Sekarang tidak lagi, nama lengkapmu
saja aku mesti berpikir keras untuk mengingatnya. Dan kau benar, saat kau
berkata “waktu mampu membuat kita lupa akan hal yang semestinya sangat ingin
diingat.” Aku telah terbiasa tanpamu.
Pada suatu ketika terlintas
inginku untuk mengulas kembali kenapa begitu memposisikanmu dihatiku. Semua tentangmu
adalah baik. Cara bicaramu seperti menghipnotis siapa saja yang mendengarnya
menjadi luluh. Gerakmu membuat yang lain akan mengikuti tanpa perlu kau beri
instruksi. Ya segampang itu. Ah lagi-lagi aku salut. Kau seperti mewarisi para
pendahulu dalam mewariskan kebenaran dan aku menjadi bukti nyata jika kau
mengelak tidak seperti apa yang kukatakan.
Hanya saja, aku lupa siapa namamu
dan bagaimana kabarmu hari ini. Aku yang mengklaim bahwa kau sibuk disana
seperti tidak memiliki kaca dirumah. Meski berat dikatakan, aku terlebih sibuk
dengan diriku sendiri. Menunggumu menghubungiku tanpa terlintas dibenak untuk
menghubungimu, ah ini lebih dari egois.
Sebenarnya tidak tau mau nulis
apa malam ini. Jadi ya menulis apa saja yang ingin ditulis. Dan semua
kata-kataku diatas adalah sempurna karangan belaka. Jadi jangan terlalu serius
yes. :D :D :D
Mengapa cerita yg indah ini tanpa judul
BalasHapusSpeechless saya mas, masih amatiran itu. Dan sebenarnya gk tau mau ngasih judul apa 😁
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus