Mendung sepertinya tak ingin
bertahan lebih lama pagi ini, meski masih malu-malu kuyakin mentari akan sempurna
menampakkann wujudnya walau barangkali butuh jeda. Aku dengan pagi yang
kesekian kalinya masih berkutat dengan hal itu-itu saja. Ya, kerjaanku memang gitu-gitu
aja sih. Haha..gaje. Ya seenggaknya
ada yang membuatnya berbeda, hari ini kali pertama aku akan menyelesaikan challenge yang diberikan di grup ODOP. Yang
menjadi awal bagiku untuk konsisten menulis meski harus membunuh ketidakyakinan
dalam diri tentang passion yang sama sekali tak kumiliki. Semoga.
Kenalkan namaku Paramudika Handayani,
panggilan sedari kecil hingga kini adalah Dika. Tentang nama panggilanku,
banyak yang meragukan jika aku adalah seorang cewek. Di beberapa kesempatan
dalam acara baik offline maupun online, jika aku tak menampakkan wujudku atau
memberi tahu dengan sungguh-sungguh bahwa aku adalah seorang cewek maka tak
ayal aku akan dipanggil bang. Begitu setidaknya arti sebuah nama.
Lahir seperempat abad lalu, pada 1 Juli menempatkanku pada posisi yang sulit baru-baru ini. Kesetiaan status yang melekat padaku dengan sebutan “jomblo” menjadikanku sasaran empuk untuk sekedar bahan candaan. Jika bisa disebut begitu. Pada kenyataannya bully adalah yang kentara kurasakan. Haha...curcol. Whatever, aku tak pernah ambil pusing dengan apapun yang mereka katakan. Aku percaya dengan Rabbku, maka kupercaya urusan jodoh pun akan berjalan seperti skenarioNya.
Lahir seperempat abad lalu, pada 1 Juli menempatkanku pada posisi yang sulit baru-baru ini. Kesetiaan status yang melekat padaku dengan sebutan “jomblo” menjadikanku sasaran empuk untuk sekedar bahan candaan. Jika bisa disebut begitu. Pada kenyataannya bully adalah yang kentara kurasakan. Haha...curcol. Whatever, aku tak pernah ambil pusing dengan apapun yang mereka katakan. Aku percaya dengan Rabbku, maka kupercaya urusan jodoh pun akan berjalan seperti skenarioNya.
Kuliah disalah satu Perguruan
Tinggi Negeri di Kota Padang pada pertengahan 2010 silam adalah fase terbaik
dalam hidupku. Bukan tentang jurusannya, apalagi tentang mata kuliahnya tapi tentang masa-masa yang kuhabiskan saat kuliah
disana. Masa dimana aku dipertemukan dengan orang-orang aneh yang kusebut
dulunya. Tentang cara berpakaiannya yang sering kuledek dalam hati. Tentang masa
dimana hijrah adalah nama yang dilekatkan
padaku setelahnya. Ya tentang pengalaman paling berkesan dihidupku.
Kesyukuran terbesarku hingga hari
ini adalah dipertemukan dengan mereka yang membawa semua perubahan itu padaku. Aku
yang dulunya suka mengumbar aurat dengan baju nge-pas. Hilir mudik tanpa hijab.
Jangankan ibadah-ibadah sunah, sholat 5 waktu saja suka kulewatkan. Menganggap biasa
aktivitas pacaran bahkan berkali-kali suka jadi mak comblang. Dan dengan segala
aktivitas-aktivitas jahiliyah lainnya
yang kusukai dan kuhidup dengannya tanpa ada rasa bersalah dan ketakutan
sedikitpun, bahwa Allah punya kaki tangan untuk memantau dan mencatat segala
tindak tandukku.
Pelan-pelan aku mulai paham semua
yang mereka ajarkan padaku. Tentang bagaimana pakaian seorang wanita seharusnya,
bagaimana interaksi dengan lawan jenis dan batasan-batasannya. Dan aku juga mulai
paham tentang dakwah yang tak mesti berdiri dimimbar. Akhir tahun 2010 aku
positif hijrah, menjauh dari segala aktivitas-aktivitas yang dulu kulakoni. Jangan
bilang tidak ada resikonya. Bahkan diawal keluargaku sempat menentang keputusan
yang kupilih. Dijauhi teman-teman yang dulu akrab, juga tak satu dua mengirim
pesan yang sungguh tak enak dibaca. Aku seperti orang asing jika bergabung
bersama mereka (lagi). Dipandang sinis tetangga, bahkan dikatai ini itu. Berat
sungguh. Air mataku serasa murahan kala itu, gampang jatuh meski kupaksa untuk
diam ditempat. Namun, orang-orang itu senantiasa menguatkanku akan jalan yang
kupilih ini. Mereka ada saat kubutuh. Membuatku merasa mereka lebih dari
sekedar sahabat. Qadarullah, semua
ujian itu pergi satu persatu. Dan poin terpentingnya adalah keluargaku mulai
memberikan dukungan atas pilihanku ini.
Kini, tetap saja aku hanyalah seorang
hamba yang dhaif. Sewaktu-waktu sifat jahilku
bisa saja bermunculan. Hanya berharap semoga atas apa yang telah Allah anugerahi
padaku, Ia jaga untukku. Segenap terima kasih untuk mereka yang tak bisa
kesebutkan satu demi satu. Untuk setiap kebaikan yang tak mampu ku eja sedari
dulu. Allah sebaik-baik pemberi balasan, semoga amal jariyah untuk kalian saudara saudariku yang kucintai karenaNya.
#TantanganODOP1
#onedayonepost
#ODOPbatch5
Mantap semoga bisa terus istiqomah..
BalasHapusaamiin.. makasih bg
HapusBeautiful writing...
BalasHapusSemangat hijrah kak 😇😘
semangat Insya Allah, makasih kak na :)
HapusMasya Allah , perjalanan hijrah yg luar biasa. Btw urang awak yo? Salam minang jaya
BalasHapussalam kenal gumi, eh aku panggil kak apa dek nih? :D
HapusMasya Allah luar biasa,smg Allah senantiasa melindungi dan menguatkan,amin
BalasHapusaamiin.. doa yang sama untukmu kak :)
HapusJadi inget indahnya masa kuliah... trims udah membawa ingatanku ke sana
BalasHapussama-sama mba :)
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus