Senin, 19 Februari 2018

Curhatan Penulis Amatir


Memasuki pekan keempat bergabung diODOP (One Day One Post) sebetulnya saya mulai tidak percaya diri. Banyak tulisan yang hanya asal-asalan demi terpenuhinya tugas hari itu. Berat, sungguh. Sempat berfikir untuk menyerah, namun batin lagi-lagi menguatkan diri untuk bagaimana bertahan hingga akhir. Konsekuensi dari itu semua adalah, saya harus mengorbankan sedikit waktu istirahat agar dapat merampungkan sebuah tulisan. Jika itu bisa disebut tulisan.

Ada beberapa hal yang sebenarnya menjadi kendala kenapa tulisan saya sering ngestag di tengah jalan. Dan ini pernah diulas disalah satu grup kepenulisan juga, dimentori oleh seorang penulis kece, Jee Luvina. Saya hanya mangut-mangut untuk kemudian masih menemui kendala itu sampai hari ini.


1. Tidak bisa mengembangkan ide
Ini paling sering muncul ketika saya hendak merampungkan sebuah tulisan. Ada ide, tapi tidak bisa mengembangkan. Seperti hendak bikin kue, tapi tidak tahu bagaimana cara memasak. Nggak bisa disamakan juga sih, menulis itu butuh kreativitas tinggi, sedang memasak hanya butuh keahlian meskipun hanya belajar sekali dua.

2. Kekurangan kosa kata yang bagus dan enak dibaca
Kata teman-teman yang sering saya dengar, membaca adalah gerbang awal bagi seorang penulis. Jujur saya suka membaca, walau gak menjadikannya hobi. Bukannya gak mau hanya belum sepenuhnya suka. Tapi lumayanlah, dalam sebulan minimal 1 buku bisa saya rampungkan. Namun tetap saja, tulisan saya seperti kaku dan terkesan menggurui. Susah banget, sih.

3. Suka minder baca tulisan orang lain
Jika ada yang bilang tulisan saya jarang muncul dimedia sosial, itu hanya karena keterbatasan diri yang tidak pernah merasa ready untuk tampil dikhalayak ramai. Ada semacam rasa yang sebenarnya bertolak belakang dengan kepribadian saya, eaa. He he nggak juga sih. Tulisan orang kok pada kece-kece semua ya, takut nanti ditertawakan mending ya simpan dulu. Meskipun sebenarnya itu hanya praduga tak bersalah #apasih :D

4. Butuh metime setiap hari
Orang yang introvert cenderung suka menulis. Makanya kenapa mereka lebih suka menyendiri daripada berada dikeramaian. Sayangnya saya bukan seorang yang introvert, meski sebenarnya tidak ada hubungannya dengan bisa menulis atau tidak. Hanya saja untuk pribadi, saya butuh waktu khusus untuk menulis sebuah tulisan. Apapun itu, termasuk walau hanya tulisan menye-menye. Ini yang sedikit sulit ketika disaat yang bersamaan ativitas lain hampir memenuhi separuh hariku. Berat, cuy.

5. Motivasi yang belum kuat
Saya sadari inti dari semua alasan yang saya kemukan hanya didasari oleh 1 kendala ini. Banyak pembenaran terhadap diri yang sering muncul, seolah hati mengiyakan semua alasan yang terkesan mematikan potensi. Saya tidak punya bakat, tidak bisa mengembangkan ide, tidak punya waktu, dan sebagainya. Lalu diri memaklumi keterbatasan-keterbatasan itu dan akhirnya mengikuti alur untuk mundur teraturBagaimana membangkitkan potensi adalah PR yang sangat susah. Namun bergabung digrup ODOP ini setidaknya saya berani maju selangkah untuk mencari motivasi walau masih terseok-seok untuk berdiri.

Saya tidak bercita-cita untuk menjadi seorang penulis. Hanya terbersit keinginan untuk bisa menulis agar dapat meninggalkan jejak ketika kaki tidak mampu lagi berpijak. Minimal untuk keluarga kecilku kelak.

Sumber Gambar : hhttp://8tracks.com/jraveee/country-summer-nights

4 komentar: