Rabu, 07 Februari 2018

Terima Kasihku (ODOP)

Memasuki pekan ketiga saya bergabung di ODOP rasanya mulai gregetan, lebih dari setengah anggota grup kami sudah di depak dari lingkaran karena tugas yang tidak dituntaskan. Sejujurnya sampai pada hari ini saya mulai ngos-ngosan ngejar target nulis tiap hari. Lima hari pertama masih bisa nyuri waktu disela-sela pekerjaan, hari berikutnya tidak lagi. Kerjaan makin minta perhatian, sorenya ada tugas tambahan yang jauh hari sudah disepakati, malam pun ada amanah yang mesti ditunaikan. Subhanallah, belum lagi ide yang entah kemana bersembunyi, mencarinya bahkan sampai menyedot waktu istirahatku. Ah, ini sama sekali bukan sebentuk keluhan. Hanya ingin ngasih tau aja, bahwa sampai hari ini saya belum pernah palang. Yeyyy :D (sombong)

Sungguh sebuah keharuan yang mengharu biru, saya bisa bergabung dengan orang-orang yang super kece di grup ini. Big thanks and big hug for my sister Isnaina Anisa, yang telah menggiring saya pada tempat yang sungguh diluar dugaan. Jika dibandingkan dengan kelas menulis yang saya ikuti sebelumnya, materi cuma sekali per pekan dan itu hanya dalam sebulan, berbayar pula. Jika ingin lanjut, kita mesti bayar lagi dan itu duitnya tidak sedikit, cuy. Sedangkan disini, ilmunya nyaris tiap hari, dibimbing oleh pemateri-pemateri yang untuk berbagi ilmu mereka tidak dipatok waktu. Pematerinya sesuai dengan spesifikasi masing-masing. Dan satu lagi, sepeserpun tidak dipungut biaya. Kece gak tuh. Ditambah lagi para admin yang super ramah, dan selalu menuntun saat kita hilang arah (Maps, kali) haha. Rasanya hanya orang-orang yang tidak ingin berkembang saja yang tidak mau bergabung digrup ini (mentang-mentang yang nulis gabung, sombong lagi) haha. Maap maap.

Gak tau mau ngomong apa sih sebenarnya, yang jelas bergabung di grup ODOP ini adalah salah satu kesyukuran yang mesti saya jaga. Jika mengingat lelah mereka yang bersipayah menjaga grup ini tetap eksis sampai saat ini, saya suka malu sendiri jika dalam satu hari tidak mampu menulis. Meskipun receh ya tetap nulis.

Salah satu motivasi terbesar saya bisa nulis adalah ingin menumpahkan rasa dalam bentuk lain, bukan curhatan yang berisi galau-galau nggak jelas (sesekali masih, sih :D). Dengan kata lain ingin berbagi dalam kebaikan (jika itu dianggap baik). Kok jadi ngenes gitu ya -_-

Ya udahlah apapun itu, sejatinya saya pengen konsisten menulis dan langkah pastiku adalah berkomitmen menjalankan apa yang menjadi kewajiban selama mengikuti program ini. Walau kadang berat, satu hal yang kucatat pasti, untuk kebaikan memang harus dipaksakan.

2 komentar: