Minggu, 11 Maret 2018

Istiqomah

Mata memiliki jangkauan tanpa batas. Mentransfer apa saja yang terlihat secara konkret kedalam ingatan untuk direkam, tanpa peduli jiwa yang tengah dihinggapi mau menerima atau tidak. Banyak kisah yang disuguhkan oleh kehidupan, tidak sedikit yang berurai air mata namun juga tidak jarang berhambur tawa. Olehnya, beragama akibat yang ditimbulkan oleh siempunya ingatan.

Panggung kehidupan menjadi layar tontonan terbesar sepanjang sejarah. Menampilkan segala yang tidak ditemui bahkan dialam mimpi. Yang bijak mampu menanggapi segala yang terlihat dengan baik. Namun yang ceroboh justru makin tenggelam dengan naluri sesat yang diciptakannya sendiri.

Allah Maha Baik menjadikan kita saling butuh satu sama lain. Beruntung bagi yang terlahir dilingkungan yang tidak dipenuhi dengan cela, ia besar lalu bertumbuh dilingkari orang-orang yang membawa pengaruh baik padanya. Meski tidak ada jaminan bahwa hidayah Allah akan membersamainya, namun setidaknya dia telah memiliki modal besar bagaimana mengawali kehidupan ini dengan baik.

Allah juga Maha Baik menjadikan kita sebaik-baik bentuk. Ada telinga untuk mendengar. Diberi mata untuk melihat. Juga hati untuk menelaah. Kurangnya rasa bersyukur terkadang menjadi kawan baik saat ujian hadir bertubi-tubi. Menyalahkan siapa saja yang bisa disalahkan, tanpa memandang lebih jauh bahwa Allah memberi ujian agar hati mengoptimalkan cara kerjanya. Ada hikmah yang terselip disana yang sebelum kita gapai malah lebih dulu mendikte Allah dengan cara yang kita mau.

Kita tidak bisa memilih lahir dari rahim seorang penganut agama yang taat atau meminta dibesarkan di lingkungan yang kondusif. Namun kita bisa memilih ingin menjalani kehidupan ini seperti apa, banyak tontonan disekitar yang bisa dijadikan referensi. Yang perlu digarisbawahi adalah, menjadi baik bukan datang secara instan, ada usaha yang perlu diiringi disamping niat yang datang lebih awal. Usaha itu diantaranya adalah, menjaga panca indera dari segala yang buruk, menjauhi lingkungan yang tidak membawa pengaruh baik, sering membaca buku-buku Islam, mengikuti majelis ilmu disamping berkawan dengan mereka yang sholih sholihah, dan dengan menambah ibadah-ibadah sunah.

Allah sungguh Maha Baik masih memberikan kehidupan hingga detik ini walau dengan dosa yang menggunung plus maksiat yang terus mengalir. Semoga disisa waktu yang ada kita mampu mengoptimalkan segala kebaikan buat diri juga orang lain. Agar kelak tiada penyesalan saat nafas tercekat ditenggorokan dan kesempatan untuk memperbaiki segalanya telah tertutup rapat-rapat.

Semangat hijrah dan Terus Istiqomah J

Sumber gambar : http://www.voa-islam.id/photos6/sidikadi/slide_36.jpg

2 komentar:

  1. Aamiin.
    Terimakasih dan teruslah menuliskan hal indah ini Uni ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap kak nia, walau kadang suka bingung sendiri dg apa yang ditulis :D

      Hapus