Mata memiliki jangkauan tanpa
batas. Mentransfer apa saja yang terlihat secara konkret kedalam ingatan untuk
direkam, tanpa peduli jiwa yang tengah dihinggapi mau menerima atau tidak. Banyak
kisah yang disuguhkan oleh kehidupan, tidak sedikit yang berurai air mata namun
juga tidak jarang berhambur tawa. Olehnya, beragama akibat yang ditimbulkan oleh
siempunya ingatan.
Panggung kehidupan menjadi layar
tontonan terbesar sepanjang sejarah. Menampilkan segala yang tidak ditemui bahkan
dialam mimpi. Yang bijak mampu menanggapi segala yang terlihat dengan baik. Namun
yang ceroboh justru makin tenggelam dengan naluri sesat yang diciptakannya
sendiri.
Allah Maha Baik menjadikan kita
saling butuh satu sama lain. Beruntung bagi yang terlahir dilingkungan yang
tidak dipenuhi dengan cela, ia besar lalu bertumbuh dilingkari orang-orang yang
membawa pengaruh baik padanya. Meski tidak ada jaminan bahwa hidayah Allah akan
membersamainya, namun setidaknya dia telah memiliki modal besar bagaimana
mengawali kehidupan ini dengan baik.
Allah juga Maha Baik menjadikan
kita sebaik-baik bentuk. Ada telinga untuk mendengar. Diberi mata untuk
melihat. Juga hati untuk menelaah. Kurangnya rasa bersyukur terkadang menjadi
kawan baik saat ujian hadir bertubi-tubi. Menyalahkan siapa saja yang bisa
disalahkan, tanpa memandang lebih jauh bahwa Allah memberi ujian agar hati
mengoptimalkan cara kerjanya. Ada hikmah yang terselip disana yang sebelum kita
gapai malah lebih dulu mendikte Allah dengan cara yang kita mau.
Kita tidak bisa memilih lahir
dari rahim seorang penganut agama yang taat atau meminta dibesarkan di
lingkungan yang kondusif. Namun kita bisa memilih ingin menjalani kehidupan ini
seperti apa, banyak tontonan disekitar yang bisa dijadikan referensi. Yang perlu
digarisbawahi adalah, menjadi baik bukan datang secara instan, ada usaha yang
perlu diiringi disamping niat yang datang lebih awal. Usaha itu diantaranya
adalah, menjaga panca indera dari segala yang buruk, menjauhi lingkungan yang
tidak membawa pengaruh baik, sering membaca buku-buku Islam, mengikuti majelis
ilmu disamping berkawan dengan mereka yang sholih sholihah, dan dengan menambah
ibadah-ibadah sunah.
Allah sungguh Maha Baik masih
memberikan kehidupan hingga detik ini walau dengan dosa yang menggunung plus
maksiat yang terus mengalir. Semoga disisa waktu yang ada kita mampu
mengoptimalkan segala kebaikan buat diri juga orang lain. Agar kelak tiada
penyesalan saat nafas tercekat ditenggorokan dan kesempatan untuk memperbaiki
segalanya telah tertutup rapat-rapat.
Semangat hijrah dan Terus
Istiqomah J
Sumber gambar : http://www.voa-islam.id/photos6/sidikadi/slide_36.jpg
Aamiin.
BalasHapusTerimakasih dan teruslah menuliskan hal indah ini Uni ^_^
Siap kak nia, walau kadang suka bingung sendiri dg apa yang ditulis :D
Hapus